Tuesday, November 4, 2014

ASAL COPAS

SAPA TAHU BISA BERMANFAAT ,KALAU GA BERMANFAAT YA SALAH ELU YG BACA TONG
Seorang eksmud alias eksekutif muda sedang menikmati makan siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.

”Om beli bunganya, Om.”

”Tidak, Dik. Saya tidak perlu,” ujar eksmud itu, sibuk dengan laptopnya.

”Satu saja Om, kan bunganya bisa buat ibu atau istri Om,” rayu si gadis.

Setengah kesal karena merasa terganggu, si pemuda berkata dengan nada tinggi, ”Adik tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya, kalo Om butuh, Om akan beli bunga dari kamu.”

Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu.

Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok! Satu tangkaaai saja.”

Bercampur antara jengkel dan kasihan, si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.

Uang itu diambilnya, namun bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.

”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”

Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,

”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan memperoleh uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan meskipun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”

Pemuda itu tertegun, betapa ia memperoleh pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil, bahwa kerja merupakan sebuah kehormatan. Walau hasilnya tidak seberapa, tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi sebagai apresiasi atas semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

Memang… tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih bila itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan

SEKAIN DAN TERIMA KREDIT SEMPAK DARI BAHAN DAUN JATI 
salam sempak     mario tolol

No comments:

Post a Comment