Saturday, October 24, 2015

JANGAN MISKIN KALAU MAU JATUH CINTA



kisah cinta ini memang bukan cerita yang mengharu biru di akhir cerita. bukan juga cerita layaknya romeo,juliet yang bergelimang harta.
mungkin ini hanya  cerita 2 orang kere,remehtemeh dan ga pantas untuk di ceritakan.

cerita ini di mulai dari pertambangan pasir .
bukan dari bangku kuliah dengan kisah cinta anak anak kaya labil yang hanya memikirkan foya foya ketika pacaran dan mabok di waktu putus.

3 tahun yang lalu
iya saya masih ingat saat pertama kali kulihat kau nganterin makan bapakmu yang lagi mengambil pasir , saya dengan sembunyi sembunyi selalu melihat indah dan beningnya tatapan matamu.
sebagai seorang miskin yang normal tentu saja saya langsung jatuh hati melihat keindahan wajah dibalik muka busik dan kaki korenganmu.

singkat cerita kita menjadi deket,saya inget pertama kali mendapat perhatian mu ketika saya dengan pekoknya naikin pasir pas kau ngirim orang tuamu makan siang,waktu itu aku naikin pasir dengan semangat.
kaupun terpesona dengan semangat 45 yang ku punya.

sejak saat itu kita jadi deket
hari,minggu berganti,kita berdua jadi sering ngobrol dan seperti kisah cinta manusia pada umumnya saya nembak kamu dan ternyata kau terima cintaku.
mulai saat pula itu kita resmi menjadi sepasang kekasih.
pada akhirnya begitulah cinta dia datang dengan membawa sejuta rasa indah dan kebahagiaan di setiap insan,ga perduli kaya ,miskin,cantik,jelek ,mulus ataupun korengan.

kau yang bagi sebagian orang ga menarik karena korengan,bagi saya seperti bidadari yang turun dari langit dan nyangkut di pohon tebu,
begitu manis ngalahin mangga arum manis.

hari ,tahun kita jalani hubungan ini dengan indah,jalan bersama ,delik,an bersama ,makan godril bersama dan makan cilok berdua tentu saja kau makan ciloknya dan saya makan tusuknya.
sampai akhirnya si suatu sore kau pergi dan rela berpisah dengan ku untuk pergi ke jakarta mengejar cita citamu sebagai seorang pembantu yang profesional.
Tgl 10 januari minggu wage,saya antarkan kau sampai terminal,tak berapa lama kau naik mobil jurusan pulau gadung ,masih ku ingat saat itu kau pergi naik bis ekonomi di iringgi lagu inul yang judulnya di kocok kocok yang terdengar sayup sayup dari bis ketika kau secara perlahan pergi meninggalkan desa untuk berjuang di kota.

walau hanya di iringi suara inul yang kocok kocok bukan lagunya We Are Never Ever Getting Back Togethernya Taylor Swift,tapi tetep saja perpisahan ini begitu menyesakkan .

ya begitulah lagu perpisahan bagi orang kere kaya kita  ga seromantis lagu kalau orang kaya yang barpisah dengan kekasihnya ketika melanjutkan study ke luar negeri

No comments:

Post a Comment